[info] sedikit mengenal nasrudin hoja


Nasruddin Hoja sangat tenar di negara barat, bahkan sampai UNESCO menobatkan tahun 1996 sebagai tahun Nasruddin Hoja. Setiap 5-10 Juli diadakan Festival Internasional Nasreddin Hodja di Aksehir. Ketenaran Nasrudin Hoja tidak kalah dengan gurunya (fiqih dan tasawuf)  Jalaluddin Al Rumi. Selain itu dia juga berguru kepada Sayyid al-Haironi. Ada sebuah kisah ketika menjadi santrinya al-Haironi, Nasruddin terkenal usil sehingga oleh gurunya, Nasrudin disabda oleh gurunya kalau dia akan menjadi orang yang bijaksana, tetapi sebijaksna apapun Nasrudin akan membuat orang tertawa, dan kata-kata gurunya itu menjadi kenyataan.

Nasruddin merupakan mullah (khawas) tetapi kesehariannya dia pura-pura menjadi orang bodoh (awam). Dia tidak masuk dalam klasifikasinya Imam Ghazali makanya dia termasuk dalam tokoh alternatif. Setiap cerita dari Nasrudin mampu membuat orang ketawa, tetapi kalau dicermati dengan seksama ada makna yang mendalam. Walaupun humoris, Nasrudin sangat pemberani. diceritakan bahwa dia tidak takut bertemu dengan raja timur lenk, bahkan sempat menyindir secara langsung bahwa timur lenk merupakan manusia yang tidak berharga. Masyarakat, dan tetangganya juga menjadi objek kritiknya tetapi mereka tetap menghormatinya karena kulaitas dari Nasrudin itu sendiri.

Humor-humor yang dikaitkan dengan Nasruddin Hoja jangan dianggap 100% terjadi sama persis pada Nasruddin Hoja, bisa jadi cerita itu dibikin oleh para penggemar nasruddin hoja taetapi alurnya sama atau dalam istilah barat disebut fabricated & multiplied by types. cerita-ceita itu memang dibuat sesuai versi suatu masyarakat apakah itu indonesi, turki, chna dan lainnya tetapi memang alur kehidupan nasruddin. yang penting visi, misi dan norma (pesan) yang ingin disampaikan itu sama sesuai local daaerah masing-masing.

Misi-misi cerita Nasruddin Hoja tentang humanistic mission yaitu kegimbaraan, menikmati hidup, serta keragaman manusia dan dinamikanya. Jangan murung dalam menjalani hidup karena itu tanda pesimis, yaitu melihat hanya sisi negatif dari sebuah peristiwa. kebanyakan orang melihat sisi negatif dari suatu masalah, padahal tidak ada alasan apapun itu yang membuat kita boleh bersedih. semisal kehilangan orang yang kita cintai, carilah sisi positifnya, pasti ada. jangan murung berlama-lama sehingga melupakan indahnya hidup ini. bahkan orang yang paling sengsarapun menurut kita, masih dapat mencari kebahagiaan dalam hidupnya. jangan sampai menyia-nyiakan vasilitas luar biasa yang telah dikasih oleh Allah SWT. kesmpulannya manusia dapat memperoleh kegembiraan dengan cara menikmati hidup lewat jujur dan apa adanya menjalani hidup ini, dan fondasi dalam menikmati hidup tak ada lain yaitu dengan sadar bahwa hidup itu macem-macem dan dinamis. jangan galau terhadap perbedaan yang ada dengan diri kita.

Sebagai seorang sufi tentunya Nasrudin Hoja mempunyai misi (suffistic mision). salah satu misinya adalah menertawakan dunia, menertawakan yang sementara, tak perlu ngotot-ngotot amat terhadap yang sementara. Misi ini mudah diucapkan tetapi sangat susah dilakukan, karena kita butuh dunia. ciri seseorang telah dekat kepada dunia sufistik di menganggap dunua tidak penting-penting amat. cirinya mudah jika doa-doanya intinya adalah kesuksesan duniawi maka kamu masih keduniawian. tertawakan dunia dan remehkan dunia jangan mau ditipu oleh dunia. menghindari keterikatan terhadap materi-materi. keterikatan dengan materi itu lucunya luar biasa. maka jika diilustrasikan, jika lihat diri kita yang keterikatan terhadap hp itu membuat orang terlihat lucu. sedikit-sedikit lihat hp. seperti diri ini tidak ada gunanya. selanjutnya yaitu mendalamai makna dan kedalaman beragama bukan formalitas semata dengan cara melampaunya dan tidak berhenti disitu harus masuk keranah batiniyah yang lebih dalam. substansi beragama harus dicari untuk menemukan tujuan sejati.

Banyak orang yang mengkisahkan tentang nasrudin hoja, salah satunya adalah Idris Syah. Idris syah merupakan orang yang paling banyak mengoleksi cerita-cerita nasruddin hoja. ceritanya dapat dibaca secara online berbahas inggris. kata idris syah: it is believed that the mystical effect of seven nasrudin tales, studies in succession, is enough to prepare an individual for enlightenment. dipercaya bahwa efek ceritanya nasruddin tujuh saja, itu cukup untuk menyipkan diri ini untuh mencapai tercerahkan. tujuh saja terus digali dengan serius dan itu sudah cukup. berikut adalah anekdot nasruddin hoja

1. Menunggang Keledai
Pada suatu ketika nasruddin berangkat ke pasar bersama dengan anaknya dengan menunggangi keledai. karena rasa sayangnya kepada putranya ia mendudukan putranya di atas keledai. sementara ia sendiri berjalan menuntun keledainya itu. di tengah jalan, beberapa orang berceloteh bahwa kelakuan mereka itu tidak pantas. mengapa seorang anak muda yang sehat duduk di atas keledai, sementara ayahnya yang tua berjalan di sampingnya. nasrudin merasa malu sehingga ia menyuruh putranya turun dan ia sendiri yang menunggang keledai. tapi kali ini pun orang-orang menganggapnya sangat tega kepada putranya sendiri, “masa seorang ayah tega membiarkan putranya berjalan menuntun keledai, semetara ia enak-enakan duduk?. akhirnya nasruddin menyuruh putranya ikut naik menunggangi keledai dan duduk di depannya, kali ini orang-orang menggerutu mengapa tidak kasihan kepada keledai. akhirnya ia mengajak anaknya menuntun saja keledai itudan orang-orang juga masih menggerutu “bodoh sekali membawa keledai tapi tidak dinaiki”. kemudian nasruddin berkata pada putranya: nak, nanti setelah kamu memiliki keledai, jangan pernah mencukur bulu ekornya di depan orang lain! beberapa akan berkata kamu memotong terlalu banyak, sementara yang lain berkata kamu memotong terlalu sedikit, jika kamu ingin mnyenangkan semua orang, pada akhirnya keledaimu tidak akan memiliki ekor sama sekali.

2. Nasruddin vs timur lenk
Suatu ketika nasruddin di adu oleh timur lenk dengan filosof terkenal yang tak pernah kalah sebelumnya dalam hal kecerdasan. mereka dipertemukan di tengah alun-alun untuk adu intelektual keesokan harinya. setelah mereka ketemu, sang filosof memulai dengan mengangkat satu jari, nasruddin mengangkat dua jari, filosof mengangkat tiga  jari, nasrudddin mengangkat empat jari. kemudian filosof kehabisan akal dan menunjukkan sebutir telur dan nasruddinpun mengeluarkan bawang. kemudian sang filosof menghadap untuk melaorkan kalau dia menyerah dan mengakui kepandaian nasruddin, timur lenk bingung tingkah yang ditunjukkan filosof dan nasrudin karena mereka berdua tidak berkata apa-apa, lalu filosof menjelaskan apa yang mereka lakukan. saat filosof mengangkat satu jari itu berarti bahwa ada hanya ada satu tuhan di alam semesta ini, nasrudin mengagkat dua jari artinya Tuhan juga menguasi langit dan bumi, tiga jari filosof berarti manusia melewati 3 dunia yaitu dunnia sebelum kelahiran, nyata dan setelah mati, nasruddin mengacungkan empat jari berarti dia tahu apa yang saya maksud yaitu manusia yang terdiri dari empat unsur: udara, api tanah dan air. kemudian sang filosof menyerah dan menunjukkan telur, putih mewakili langit dan kuning telur mewakili buminya, nasruddin menunjukkan bawang yang berarti langit dan bumi itu ada lapisannya. dari situ sang filosof menyerah karana semua pertanyaannya dijawab oleh nasruddin,  timur lenk jadi terheran-heran “wahai nasruddin kenepa engkau begitu pintar semua yang dilakukan filofof kau patahkan, apa gerangan yang engkau pikirkan? nasruddin menjawab wahai raja timur lenk, saat filosof mengangkat satu jarinya saya anggap dia menantang saya maka saya angkat dua jari untuk mencolok kedua matanya, saat sang filosof mengangkat tiga jari aku pikir dia akan memukulku tiga kali maka aku angkat empat jari yang artinya aku akan memukul balik sang filosof sebanyak empat kali. kemudia filosof menyerah dan ingin bersahabat dan memberikanku sebutir telur maka aku membalas kebaikannya dengan bawang yang aku bawa. kisah tersebut sangat lucu tapi penuh dengan makna, yang satu berfikir sangat filosofis tapi ditanggapi nasruddin dengan santai dengan jawaban yang sangat lucu.

3. selalu benar (engkau benar)
suatu ketika nasruddin menjadi qadhi/ hakim, mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa, setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, nasruddin berkomentar: aku rasa engkau benar. terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika. setelah pengacara selesai, nasruddin kembali berkomentar: aku rasa engkau benar. petugas mengingatkan nasruddin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. harus ada salah satu yang salah. nasruddin menatapnya dan berkomentar: aku rasa engkau benar. konflik itu bisa dan lebih sering bermodel kebenaran vs kebenaran, memutuskan satu hukum tidak berdasar “keyakinan kebenaran” masing-masing orang. mengharapkan dunia dalam ideal kita terwujud secara sempurna akan membuat kita galau. konflik yang sering terjadi itu bukan benar vs salah, tetapi kebenaran vs kebenaran, untuk kasus yang pertama yaitu benar vs salah itu mudah, kita tinggal milih yang benar, tetapi untuk kasus yang kedua kita harus jeli, maka butuh hakim untuk memutuskan. jangan sampai kita salah mengambil keputusan, maka kebenaran hukum tidak didasarkan kepa keyakinan kebenaran masing-masing. kebanyakan orang mengharpakan kebenaran yang tunggal/ sempurna/ ideal. tetapi hal itu tidak dibenarkan

4. cermin
ketika timur lenk mengunjungi dusun nasrudin, tentu saja sang penguasa ini mengundang nasruddin yang sudah menjadi orang terkenal di dusunnya, timur lenk berkata: “semua orang berkata bahwa kau adalah manusia berpengetahuan tinggi, kau bagaikan cahaya penyingkap kegelapan, kau bisa melakukan hal-hal mustahil. kau adalah hal terajaib di dunia. nasruddin tersenyum mendengarnya, “memang demikianlah hamba.” mendengar kesombongan nasrudin, timur lenk marah besar. ia berteriak, “ jika kau memang sehebat itu, tunjukkanlah wahai nasruddin! tunjukkan kepadaku, seperti apa wajah setan.” tentu saja aku menunujukkannya, nasruddin berkata sambil menyodorkan sesuatu, “jika anda ingin melihat setan, lihatlah siapa yang ada di dalam cermin ini. pesannya pertama, setan ada dalam diri kita saat marah. maka jika kita sedang marah lihatlah cermin disana anda melihat setan. kedua jangan terburu menghakimi, jangan-jangan kita juga sama jeleknya, jangan marah terhadap orang yang berbuat jelek, karna jika melakukannya level kita sama. tenanglah walau berat. ketiga, mengatasi kesombongan, kemarahan dllbillah cermin. cermin berarti melihat diri sendiri dengan cermin / muhasabah diri, instropeksi diri melihat kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.

5. keberuntungan
Suatu ketika ada seseorang berdebat dengan nasruddin tidak selesai-selesai. “ayo melempar koin saja untuk menentukan siapa yang benar,” kata teman nasrudin. “baik,” kata nasrudin “kalau gambar kepala aku menang, kalau gambar ekor engkau kalah.”  dari kejadian itu dapat diambil kesimpulan pertama seorang yang cerdas selalu menemukan cara untuk menang, maka jadilah pemenang dengan jalan yang benar dengan menempuh jalur kemenangan, carilah jalan yang menunjukkan kemenangan, maka rancanglah jalan kesuksesanmu sendiri . contohlah nasruddin yang menang dalam keadaan apapun. jika sudah siap bertanding maka pastikan kamu sudah menjadi pemenang. kedua kadang-kadang dalam hidup, apapun yang kita pilih tidak membawa kemenangan. selalu mendapatkan kekalahan, itu terjadi karna rumusnya sejak awal telah salah. ketiga koin tidak seharusnya menjadi ukuran benar salah. rancanglah sendiri kesuksesanmu, kalau harus berjudi pastikan kemenanganmu, apapun yang terjadi.

6. siapa yang kamu percaya
seorang tetangga mengetuk pagar rumah nasruddin, sang mulla (nasrudin) menemuinya di luar. “bolehkan, mulla, tanya si tetangga, aku meminjam keledaimu hari ini? aku harus mengantar beberapa barang ke kota sebelah.” sebenarnya nasrudin merasa sayang untuk meminjam keledainya, maka ia menjawab, maaf aku sudah meminjamkannya kepada orang lain. tiba-tiba terdengar ringikan keledai dari belakang rumah. si tetangga berkata, saya mendengar suara keledaimu dari belakang sana. nasruddin yang terkejut segera menjawab, siapa yang kamu percaya? keledai atau mullamu? pesan yang ingin disampaikan adalah kebanyakan orang mempercayai patron dari pada kebenaran yang nyata telah di depan mata.  dalam dunia nyata banyak orang yang lebih percaya patron baik kyai, ustadz, dan patron yang lain secara membabi buta. ketika kita belum tahu sesuatu maka kita boleh ikut, tetapi ketika kita telah tahu ilmu dan fakta maka kita tidak boleh asal ikut. jangan tertipu kepada otoritas/ taqlid buta jika mampu.

7. rasanya sama saja.
beberapa anak melihat nasruddin datang dari ladang anggur sambil membawa dua keranjang penuh anggur di atas keledainya. mereka segera mengelilingi nasrudin untuk mencicipi. nasrudin mengambil setangkai anggur dan memberi masing-masing anak sebutir anggur. “Anda punya banyak sekali anggur”, gerutu seorang anak, “kenapa memberi kami sangat sedikit?” nasrudin menjawab “tidak ada bedanya jika kamu makan anggur sebutir atau sekeranjang penuh. semua rasanya sama. “ ia kemudian melanjutkan perjalanannya. pesannya bahwa, benarkah kualitas lebih penting dari kuantitas? rasa anngur lebih penting dari pada jumlah? hal itu sindiran bagi kita yang sering berkata kualitas lebih penting dari kuantitas, misalnya salat telat-telat tidak apa-apa yang penting khusuk, sadaqah sedikit tidak masalah yang penting iklas dan lain sebagainya.

8. Memperoleh pencerahan
nasrudin berjalan di pasar sambil diikiti sekelompok besaar pengikut. apapun yang ia lakukan para pengikutnya segera megikuti. setiap beberapa langkah, ia akan berhenti kemudian melambaikan tangannya keudara, menyentuh kakinya, dan melompat sambil berseru, hu hu hu!” pengikutnya juga berhenti dan melakukan persisi sama seperti yang ia lakukan. salah satu pedagang yang kenal dekat dengan nasrudin secara diam-diam bertanya kepadanya, “apa yang kamu lakukan, kawan lamaku? mengapa orang-orang menirumu? “ aku menjadi syekh sufi,” jawabnya, “mereka ini dalah murid-muridku, aku menolong mereka untuk mencapai pencerahan.” “bagaimana kamu tahu bilamana mereka telah mencapai pencerahan?” tanya si pedagang. itu merupakan bagian yang paling mudah. jawab nasrudin, setiap pagi aku menghitung jumlah mereka. setiap orang yang tidak datang lagi. mereka telah memperoleh pencerahan! pesannya: taklid buta, pencerahan via penyangkalan. kadang-kadang orang jahat membuat kita tercerahkan, via kejahatan kadang kita mendapat pencerahan, orang yang benci filsafat terus belajar fiqih kemudian dia menjadi fiqih. ada yang bosan dengan fiqih kemuadian ia menjadi belajar filsafat kemudian menjadi ahli filsafat. karna suka atau tidak suka lalu tersesat, misalnya ada koruptor tertangkap kemdian dalam hati kita berbicara wah berarti kita termasuk orang yang baik, maka kita tersesat.

9. periuk beranak
suatu hari, nasrudin meminjam periuk tetanggany. ia mengembalikan periuk tersebut setelah beberapa hari. tetangganya melongok kedalam periuknya dan menemukan sebuah panci kecil didalamnya, kok ada panci kecil di sini? muula nasrudin menjawab, “ luar biasa periuknya mempunyai anak” si tetangga menertawakan kebodohan nasrudin dan mengambil periuk beserta pancinya masuk ke dalam rumah.
beberaa minggu kemudian, nasrudin kembali meminjam periuknya, dengan senang hati si tetangga meminjamkan periuknya. namun kali ini setelah berminggu-minggu nasrudin belum juga mengembalikan periuk tersebut. akhirnya ia datang menemui nasrudin dan menanyakan periuknya itu.” :inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,” jawab nasrudin, periukmu sudah wafat. wafat? teriak tetangganya, sejak kapan ada periuk yang wafaat? nasrudin menjawabnya dengan lugas, “ sejak mereka bisa beranak.” pesan: kenyataan, kepentingan, keuntungan, fungsi akal. cerita tersebut sindiran bagi kita bahwa kita sangat dipengaruhi oleh perasaan suka dan tidak suka bukan oleh kebenaran-kebenaran yang kita yakini. kadang sesuatu yang tidak masuk akal karna menguntungkan maka kita akan diam saja. tapi jika aku yang dirugikan maka kita akan berontak. akal itu kadang datangnya belakangan untuk menjustifikasi kepentingan kita. walau kita tahu itu salah.

10. kekuatan yang tidak berubah
suatu ketika mullah membanggakan kekuatannya yang tidak berubah sejak muda. aku masih sekuat saat masih muda dulu. orang-orang bertanya: bagaimana mungkin? mullah menjawab: ada batu besar di luar rumahku. dulu aku tidak dapt memindahknnya dan sekarangpun demikian. pesannya: pertama manusia memiliki batasan maka janganlah sombong. kedua seseorang harus lebih hati-hati memilih standar yang digunakan untuk mengukur, kalau standar terlalu tinggi ia tidak akan dapat mencapainya, kalau terlalu rendah ia tidak akan dapat memaksimalkan potensinya. realistis dalam membuat rancangan hidup dan tetap ideal. ketiga, segala bentuk kelemahan  dan kekurangan dalam hidup ini berasal dari pembandingan. cantik, jelek, kaya, dan miskin itu benar salahnya tergantung pembandingnya.

11. lama perjalanan
seorang pelancong mendatangi mullah yang sedang bekerja di kebunya dan menanyakan arah mana yang harus diambil untuk menuju kota tertentu. mullah menunjukkan arah. ketika orang itu bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kota itu ? mullah hanya diam saja dan tidak menjawab.. orang itu menjawab lagi, mullah malah mulai bekerja lagi. sambil marah-marah orang itu pun mulai berjalan pergi. setelah beberapa saat ia berjalan, mullah berteriak “tiga jam”. sambil marah ia bertanya: mengapa mullah tidak menjawab sebelumnya? mullah menjawab: aku harus melihat seberapa cepat kau berjalan. pesannya adalah bahwa kunci kesuksesan pertama arah yang benar, kedua penunjuk jalan ketiga kesungguhan dan keseriusan.

12. Relativitas Keju
"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya. "Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut." Tidak lama Nasrudin kembali pergi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga. "Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin. "Tidak ada lagi," kata istrinya. Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi." "Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?" "Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak." Maknanya silahkan selami sendiri, anda manusia! tertawakan dirimu duhai manusia

dan ada banyak lagi namun saya cukupkan 12 saja,
wallahul muwafiq wallahu a'lam bishawab

Sumber:
posmanahsalim.blogspot.com
Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag.
(Lektor Kepala UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Ensiklopedia Bebas