[info] sedikit mengenal diogenes - filsafat sinis gelandangan elit



Yo._. Jadi, sei filsuf paleng demenangde? Tiang Diogenes lengan Sinope, haha.

Jadi, Diogenes ini hidup sezaman dengan Aristoteles. Ia digambarkan sebagai orang yang keren, karismatik, sekaligus aneh dan penuh teka-teki. Ia menolak segala macam kerumitan, hidupnya sederhana, menghindari jebakan, tidak mau terlibat dalam tetek bengek aturan peradaban. Dan karena itu, keknya, alasan kenapa ia tidak mau terikat pada hal-hal ribet semacam mendokumentasikan karya tulis untuk pemikirannya.

Ajaran filsafatnya yang paling terkenal adalah tentang kebahagiaan yang hanya bisa didapat dari hidup sesuai dengan alam. Artinya, hidup hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sangat dasar untuk raga dengan peralatan sesederhana mungkin. Secara kasar dan radikal, ini kita sebut sebagai; hidup ngegembel:))

Prinsip ini doi terapkan dengan cara-cara yang gembel-able banget; memperoleh makanan dari mengemis, memakai pakaian compang-camping, dan melakukan hal-hal yang, dahlah, gabisa diterima akal sampai menggegerkan masyarakat. Salah satunya yang paling memorable sampai bisa diingat berabad-abad kemudian adalah melakukan (maaf, tida untuk ditiru) coli atau onani di tempat publik dengan tujuan untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa nafsu seks bisa dipenuhi dengan cara yang sangat sederhana.

Menurut doi pula, penguasaan diri dengan memenuhi kebutuhan diri secara sederhana akan mengarahkan pada kebahagiaan dan kebebasan. Hal ini dapat dicapai dengan terus melatih diri dalam menghadapi penderitaan. Yang lebih jauhnya, filsafat ini menuntut seseorang untuk meninggalkan kepemilikan, ikatan keluarga, dan nilai-nilai sosial untuk meminimalisir keinginan emosi dan psikologis ilusi keindahan duniawi. Bahkan, dalam perkembangannya, Diogenes juga gamau mengakui asalnya, tiap ditanya, mesti jawabnya, "Saya adalah penduduk dunia (cosmopolite)." Terus suka nyemilin serangga juga:((

Dan, nggak cukup dengan hanya menghindarkan diri dari keindahan duniawi bagi dirinya sendiri, seseorang juga harus menyerang masyarakat secara agresif untuk membantu menyadarkan orang lain. Serangan ini bukan serangan fisik, tetapi serangan dengan mencemooh perilaku masyarakat yang dianggap beradab secara umum.

Jadi, kalau ada orang yang tetap nyinyir padahal kamu udah baik, posthink aja, kali aja dia pengikut Diogenes 😳

Balik lagi, gaya hidup ngegembel yang disebut sebagai filsafat sinis ini (cynic, berasal dari kata 'kyon' yang berarti anjing, merujuk pada panggilan Diogenes), meskipun radikal, ide dasarnya mirip dengan ajaran Buddhisme dan Taoisme, sama-sama menghargai kesederhanaan dan hidup dengan alam. Termasuk radikal karena dalam praktiknya, hidup penganutnya bergantung pada masyarakat yang mereka serang (istilahnya, gatau malu, udah nyinyir, minta-minta lagi). Kelemahannya, pada nilai universal filsafat ini gabisa diterima, sebab jikalau iya, ekonomi dan peradaban bakalan hancur. Semua orang ngemis, semua orang gamau kerja, lah yang ngasih teh saha? Runyam.

Sebab itu, ini termasuk filsafat elit, yang hanya bisa diikuti oleh kelompok tertentu, ya itu, para gelandangan elit, gembel intelek. Elit kok gelandangan 😹

Singkatnya, filsafat sinis ini, seperti yang dijabarkan di atas, adalah filsafat yang secara tersirat menyatakan bahwa satu hal yang paling penting di dunia ini adalah penguasaan terhadap diri (kamu bisa sebut kemerdekaan atau kebebasan diri, ini adalah sesuatu yang tidak dapat dirampas, walaupun ada bencana atau penderitaan seberat apapun). Kasarnya, macam bilang, fucc the family, fucc other peoples, fucc everything. Kan.

Padahal, tengok-tengok, Diogenes ini nggak lahir dari keluarga yang miskin, bahkan punya privilage buat jadi holang kaya karena bapaknya, Hicesias adalah seorang bankir (arkeolog bahkan menemukan sejumlah koin berabad 4 SM yang mencantumkan nama Hicesias sebagai penanggung jawab). Ia lahir di Kota Sinope (masuk wilayah Turki modern) sekitar tahun 412 SM. Karena ada krismon krisis moneter, kutanya mama apa artinya (ebuset, malah nyanyi, awokwowkw), keluarga Diogenes mesti pindah ke Athena. Di sana, doi jadi murid Antisthenes, salah satu muridnya Pak Sokrates.

Terus, kenapa dia populer banget, ada banyak banget cerita-cerita yang wtf banget soal dirinya, banyak dijadiin meme. Here are some:

1. Doi sering banget terlihat membawa lampu siang-siang, pas ditanya kenapa, jawabnya mesti, "Sedang mencari orang jujur yang sulit ditemukan." Sampai dijadiin lukisan dong.

2. Doi ini pengen jadi orang yang paling sederhana di antara seluruh masyarakat Athena. Pas ngeliat ada anak gembala yang minum air kali pakai tangannya, tanpa wadah gitu, Diogenes ini gamau kalah, tanpa pikir panjang langsung mecahin satu-satunya mangkok yang dia punya. Sejak itu selalu minum pakai tangan. Duh.

3. Nah, ini paling terkenal banget, boong kalau bilang gatau. Di Akademi, Plato memberikan definisi manusia menurut Sokrates, bahwa manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu. Besoknya Diogenes bawain ayam yang udah dibotakin, sambil teriak, "Perhatian, saya sedang membawakan kalian sebuah manusia!"

Menyadari kesalahannya, para pengajar menambahkan definisi Sokrates dengan menambahkan, "... dengan kuku datar yang lebar."

Tida ada yang cerita apakah dia kemudian bawa monyet yang dibotakin 😳

4. Kejadiannya di Korinthia, setelah melakukan orasi di depan sejumlah massa, doi beristirahat sambil berjemur matahari pagi. Diam-diam, Alexander the Great alias Iskandar Agung yang ikut memperhatikan ceramahnya datang mendekati Diogenes. Tertarik, Alexander bertanya, "Apakah yang bisa kuberikan untukmu, Diogenes?" Dan tanpa ada rasa bersalah, si doi unyu-unyu ini menjawab, "Berikan jalan bagi sinar matahariku."

Kamp, mungkin kata Akexander dalam hati, pas sadar dia berdiri memunggungi matahari. Sambil pergi, Alexander bergumam, "Jika aku tidak menjadi Alexander, aku ingin menjadi Diogenes."

Duh, Pak. Diogenes kalau nggak jadi Diogenes juga ngarepnya jadi Diogenes:((

Di lain hari, Alexander juga pernah nemu doi di antara tumpukan tulang belulang manusia. Alexander nanya dong, lagi ngapain? Dan dia jawab, "Aku sedang mencari tulang belulang moyangmu, tapi aku gagal membedakan tulang moyangmu dengan tulang para budak."

Deep:((

Udah, capek ngetik ulang.

Oh iya, gimana matinya? Gatau. Tapi, pas ditanya minta dikubur dimana pas mati, doi jawab agar tubuhnya dibuang aja ke luar tembok benteng kota sehingga binatang liar bisa makan mayatnya. Orang-orang k-geat dong, terus nanya lagi, "Nggak takut tubuhmu hancur dicabik-cabik gitu?", jawab lagi dong doi, "Nggak lah! Asal jan lupa kasih tongkat biar aku bisa ngusir binatang buas itu."

Bingung lagi deh orang-orang, gimana caranya gunain tongkat saat kamu udah mati dan nggak sadar apa-apa? Dan doi jawab, dengan amat sangat keren, "Kalau saat itu aku sudah tidak sadar apa-apa, lalu apa yang harus aku takutkan?"

Kan.

Keren kali.

Kali ini beneran udah:((

Sumber: The Greatest Philosopher - Kumara Ari Yuana, Wikipedia, FB Group Ensiklopedia Bebas